0

Foto : Xi Jinping & Obama (Reuters)

BEIJING - Sehari setelah Presiden China Xi Jinping mengunjungi Amerika Serikat (AS), seorang staf National Security Agency (NSA) Edward Snowden membocorkan program intelijen negaranya mengenai praktik penyadapan. Dan saat ini, Snowden pun bersembunyi di Hong Kong yang merupakan salah satu kota besar di China.
Belakangan ini, AS dan China juga masih mengalami perseteruan mengenai isu keamanan cyber. Kedua negara itu saling menuduh satu sama lain, di saat AS menuduh China memata-matai program persenjataan AS, China justru mengklaim bahwa mereka memiliki bukti kejahatan para peretas asal Negeri Paman Sam.
Munculnya isu kehadiran Snowden di Hong Kong jelas bisa memperkeruh hubungan dua negara yang pernah berseteru di Perang Dingin itu. Masalah tersebut pada dasarnya adalah masalah domestik AS, namun kehadiran Snowden di Hong Kong bisa mengubah segala hal.
"Hal ini akan dipandang oleh kedua belah pihak sebagai suatu hal yang tidak diinginkan. Kasus ini muncul di saat yang sulit karena pertemuan XI dan Obama baru saja bertemu, kedua negara itu juga harus mengatasi isu bilateralnya secara bersamaan," ujar seorang pakar politik di Universitas Baptis Hong Kong Jean-Pierre Cabestan, seperti dikutip Associated Press, Selasa (11/6/2013).
Seperti diketahui, Snowden yang membongkar program intelijen Prism memilih lari ke Hong Kong karena takut ditangkap oleh aparat AS.
Menurut Snowden, Hong Kong adalah wilayah yang cukup demokratis meski berada di Negeri Panda. Hong Kong juga memiliki tradisi kebebasan pers yang baik.
Pengamat pun menilai, Hong Kong bisa saja menyerahkan Snowden dengan melapor ke Interpol. Namun Interpol tidak terlalu tertarik dengan penangkapan yang bermotif politik layaknya kasus Snowden. (AUL

Post a Comment

 
Top