0

Foto : Edward Snowden (AP)

MOSKOW - Mantan staf di Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) Edward Snowden kini melarikan diri ke Hong Kong setelah membocorkan operasi intelijen NSA. Nyawa pria itu bisa saja terancam, namun Rusia tampaknya bisa memberikan suaka politik ke pria berusia 29 tahun itu.
"Bila kami mendapat permohonan itu (suaka), kami bisa mempertimbangkannya," ujar juru bicara Kremlin Dmitry S. Peskov, seperti dikutip Kommersant, Selasa (11/6/2013).
Saat ini, sejumlah anggota Kongres AS mengecam Snowden yang membeberkan operasi mata-mata yang dilakukan National Security Agency (NSA) ke warga AS. Senator Dianne Feinstein cukup marah dengan peristiwa ini, Feinstein sudah menganggap Snowden bak seorang pengkhianat negara. Ketua Sub-Komite Urusan Keamanan Dalam Negeri Senat AS, Peter King, juga sepakat untuk menjatuhkan hukuman ke Snowden.
"AS harus menghukumnya dan memulai proses ekstradisi secepatnya," ujar King.
Seperti diketahui, Hong Kong dan Negeri Paman Sam memiliki perjanjian ekstradisi yang mereka tandatangani pada 1996 silam. Namun Snowden sebelumnya bersikeras mengatakan bahwa dirinya yakin, Hong Kong akan menjamin keselamatannya.
Selain Rusia, Islandia dikabarkan menawarkan suaka politik ke Snowden. Salah seorang anggota Parlemen Islandia Birgitta Jonsdottir sudah bersedia membantu pria itu untuk berlindung.
Sejauh ini, pendiri situs WikiLeaks Julian Assange mengatakan, dirinya menjalin kontak dengan Snowden. Sementara itu, wartawan Guardian yang membeberkan kisah Snowden dan skandal penyadapan AS, Glenn Greenwald, juga mengatakan, akan ada beberapa informasi penting yang akan terekspos di masa depan. (AUL)

Post a Comment

 
Top