0

Ilustrasi dinamit (© Tribunnews)

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin meminta kepolisian serius menangani hilangnya 250 dinamit. Sebab, kasus tersebut sangat berbahaya bagi keamanan negara.

"Saya prediksi ini adalah grand design bukan orang biasa. Saya prediksi ini teroris karena mereka mengetahui jalurnya," kata TB Hasanuddin di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (28/6/2013).

Bahkan, kata Hasanuddin, dinamit tersebut bisa meratakan gedung-gedung besar termasuk Istana Negara dan Komplek Parlemen. "Istana Negara bisa pakai 10-15 dinamit yang diletakkan di pondasinya. Gedung DPR dengan empat bangunan cukup 40 dinamit," ujar Politisi PDIP tersebut.

Ia menjelaskan betapa pentingnya pengamanan dinamit tersebut. Dimulai dari pengiriman bahan peledak untuk kepentingan industri seperti pertambangan.

Ia mengatakan perusahaan yang ingin memesan dinamit harus memesan kepada PT Multi Nitroma Kimia (PT MNK) sejak beberapa bulan sebelumnya. PT MNK kemudian memverifikasi perusahaan pemesan lalu mereka juga mengecek lokasi dinamit diletakkan.

Setelah itu, PT MNK akan melaporkan kepada kepolisian untuk pengamanan dan pengawasan. "Supaya bahan peledak yang keluar tidak jatuh kepada orang yang tidak bertanggungjawab, bahan peledak juga dilaporkan sisanya dengan alasan," katanya.

Hasanuddin mengungkapkan dinamit tersebut harus dijaga dengan ketat karena rawan akan panas dan gesekan. Meski tanpa detonator namun dinamit tersebut tetap bisa meledak dan terbakar.

"Itu harus dijaga kalau dinamit dengan dua truk harus dikawal dua truk di belakang dan depan untuk menghindari tabrakan," kata Hasanuddin.

Post a Comment

 
Top