0
Terkadang kulit kita dihinggapi luka. Alkohol berfungsi sebagai disinfektan, pembunuh kuman di luka, agar tidak terjadi infeksi. Pada kasus ini, luka akan terasa perih ketika terkena alkohol. Namun jika kita mengoleskan alkohol pada kulit yang sehat, kita merasa dingin pada bagian kulit yang teroles itu. Padahal, jika kita ukur dengan termometer, suhu alkohol itu sama saja dengan suhu udara di sekitarnya. Ajaib... Mengapa bisa begitu ya?...

Pertama-tama, kita mesti paham apa itu suhu. Suhu merupakan ukuran panas-dinginnya suatu zat yang ditentukan oleh kandungan kalor di dalamnya. Kalor adalah jenis energi yang menyebabkan panas. Semakin banyak kandungan kalornya, suhu zat itu akan semakin panas. Semakin sedikit kalornya, suhu zat itu akan semakin dingin.

Kedua, kita harus mengerti mekanisme penginderaan suhu oleh kulit kita. Selama ini, orang awam menganggap bahwa suhu yang dirasakan oleh kulit adalah suhu lingkungan sekitar. Hal ini keliru. Suhu yang dirasakan oleh kulit sebetulnya adalah suhu si kulit itu sendiri. Memang, suhu kulit dipengaruhi pula oleh suhu lingkungan sekitar, namun pada akhirnya suhu yang dibaca oleh kulit dan dikirim sinyalnya ke otak adalah suhu kulit itu sendiri, dan bukan suhu lingkungan sekitar.

Ketika kulit mengandung banyak kalor, maka kulit terasa panas. Ketika kulit mengandung sedikit kalor, maka kulit terasa dingin. Banyak sedikitnya kalor yang terkandung dalam kulit dipengaruhi oleh kalor yang ada di lingkungan sekitar. Interaksi kalor antara kulit dan lingkungan terjadi berdasarkan prinsip perpindahan kalor. Kalor berpindah dari area yang suhunya lebih tinggi ke area lain yang suhunya lebih rendah. Hal ini terjadi agar tercapai kesetimbangan suhu.

Mari kita ambil contoh sederhana untuk memahami konsep ini.

Katakanlah terdapat air panas di dekat kita. Air itu bersuhu panas karena mengandung banyak sekali kalor. Di lain pihak, kulit kita memiliki suhu yang lebih rendah. Ketika kita menyentuh air panas itu, kalornya mengalir ke kulit kita. Akibatnya, kulit kita mendapat banyak sekali tambahan kalor dan suhu kulit kita pun meningkat tajam. Oleh sistem syaraf, peningkatan suhu kulit ini dikirim ke otak sehingga kulit kita terasa panas.

Pada contoh sebaliknya, katakanlah terdapat air dingin di dekat kita. Air itu bersuhu dingin karena mengandung sedikit kalor. Di lain pihak, kulit kita memiliki suhu yang lebih tinggi. Ketika kita menyentuh air dingin itu, kalor yang ada di kulit kita mengalir ke air dingin itu. Akibatnya, kulit kita kehilangan banyak kalor dan suhu kulit kita pun menurun. Oleh sistem syaraf, penurunan suhu kulit ini dikirim ke otak sehingga kulit kita terasa dingin.

Poin penting dari contoh-contoh tadi adalah bahwa suhu yang dibaca oleh otak adalah suhu kulit kita, bukan suhu zat yang kita sentuh. Konsep ini penting untuk dipahami, agar kita dapat mengerti fenomena dinginnya alkohol.

Coba letakkan sebotol alkohol di suatu ruangan dan biarkan beberapa lama. Hal ini dilakukan agar suhu alkohol itu menjadi sama dengan suhu udara sekitar. Anehnya, meskipun suhunya telah sama, ketika alkohol itu kita oleskan ke kulit kita, alkohol itu terasa dingin.

Alkohol merupakan cairan dengan titik didih yang cukup rendah, yaitu 78,4 oC. Hal ini menjadikan alkohol mudah menguap. Bagaimanapun, agar suatu cairan dapat menguap, ia harus menyerap banyak energi, karena molekul dalam fase uap bergerak lebih cepat daripada ketika molekul itu berada dalam fase cairan.

Ketika kita mengoleskan alkohol ke kulit kita, cairan itu menyerap banyak kalor dari kulit kita sebagai sumber energinya untuk berubah wujud menjadi uap. Tak berapa lama kemudian, alkohol itupun menguap sambil membawa lari banyak kalor dari kulit kita. Hilangnya banyak kalor dari kulit membuat otak kita membacanya sebagai suhu yang dingin. Itulah mengapa kulit kita terasa dingin ketika teroleskan oleh alkohol. Efek dinginnya akan lebih terasa jika Anda meniup alkohol itu di kulit Anda, karena tiupan membuat alkohol itu lebih cepat menguap sehingga lebih cepat pula membawa kabur kalor dari kulit Anda :D

Sebenarnya, fenomena serupa juga terjadi ketika air menempel ke kulit kita. Hanya saja, air memiliki titik didih 100 oC yang lebih tinggi daripada alkohol, sehingga air lebih sulit menguap dan efek dinginnya pun tidak sebesar alkohol

Post a Comment

 
Top