Pencemaran Air
Oleh : Juan Farell Haryanto
tanggal Penulisan (15/02/2014)
Oleh : Juan Farell Haryanto
tanggal Penulisan (15/02/2014)
Pencemaran
air dapat terjadi akibat limbah pembuangan rumah tangga dan tempat-tempat umum.
Sungai, selokan, parit dan kolam yang berada di sekitar area industri,
pertanian dan peternakan, sering kali dicemari oleh limbah pembuangan dari
proses produksi dan pengolahannya. Misalnya, industri pengolahan makanan dan
minuman, industri kimia dasar, dan industri tekstil serta sampah peternakan.
Air yang
tercemar mengandung zat organik, anorganik, dan zat-zat tambahan lain yang
menyebabkan berkurangnya kualitas air sehingga tidak layak lagi dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Misalnya, mandi, minum, dan mencuci
sayuran atau bahan makanan lain. Air yang tercemar biasanya berwarna keruh dan
cenderung berbau. Hal ini disebabkan menurunnya kadar oksigen dalam air akibat
penyerapan yang dilakukan oleh nitrogen, hidrogen, unsur karbon, dan belerang.
Munculnya
bau tak sedap dalam air sungai yang tercemar bisa jadi karena adanya limbah
organik membusuk yang mengakibatkan bertambahnya populasi mikroorganisme dan
lebih fatal lagi dapat menimbulkan bakteri patogen atau bakteri yang
menyebarkan penyakit pada manusia dan hewan. Bau yang menguap ke permukaan
berasal dari senyawa amoniak yang diuraikan oleh mikroorganisme tersebut.
Industri logam, non logam, dan mineral, banyak meneruskan limbahnya ke sungai
agar mudah dilenyapkan dan dapat menekan biaya. Hal ini menyebabkan air
mengandung logam yang bila diproses sebagai air minum bagi manusia dapat
menimbulkan penyakit degradasi dalam tubuh. Penggunaan sabun dan deterjen dalam
kebutuhan rumah tangga hendaknya perlu diperhatikan. Jangan sampai kehadirannya
mencemari air bersih yang kita gunakan dan lingkungan sekitar kita.
Sering
sekali air bekas rendaman sabun atau deterjen dibuang di atas tanah yang
potensial dijadikan lahan tanam. Untuk itu, alangkah bijaknya bila kegiatan
mencuci dengan sabun dilakukan di tempat yang semestinya, seperti kamar mandi
yang ada saluran pembuangannya. Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa
penyebab utama yang menjadikan air di lingkungan kita menjadi tercemar adalah
pembuangan sampah yang sembarangan, baik itu sampah basah, sampah kering,
sampah alami, maupun sampah kimia. Dalam artikel pencemaran air, hal ini kerap
menjadi sorotan yang paling tajam karena pembuangan sampah sembarangan
menyebabkan penimbunan berbagai penyakit sehingga masyarakat seyogyanya
menghindari pembuangan sampah sembarangan.
Akan tetapi,
kurangnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat mengenai kebersihan lingkungan
hidup juga menjadi faktor pendukung penyebab terjadinya pencemaran air.
Masyarakat tidak memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kebersihan lingkungan
sehingga dengan seenaknya membuang sampah sembarangan. Jangankan untuk
masyarakat menengah ke bawah yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang
baik. Masyarakat menengah ke atas yang memiliki pendidikan yang tinggi juga
sering kali bersikap egois saat membuang sampah sembarangan.
Mereka tidak
memikirkan dampak buruk yang akan terjadi kelak apabila sampah-sampah tersebut
tertimbun, menjadi penyakit, bahkan menenggelamkan kita semua dalam lautan dan
gunungan sampah seperti yang pernah terjadi di beberapa tempat penampungan
sampah ebberapa tahun yang lalu di Negara kita ini. Hal tersebut tentu bukanlah
hal yang mudah untuk ditanggulangi karena kebersihan bukan datang secara
tiba-tiba, melainkan datang dari kesadaran umat manusia untuk senantiasa
menjaga alam dan lingkungan hidup agar terjaga kelestariannya. Masyarakat
Indonesia harus terlebih dahulu ditempa agar memiliki kesadaran secara moral
dan spiritual untuk memelihara alam yang kita tinggali ini dengan baik.
Mengurangi dan Menanggulangi Pencemaran Air
Pencegahan
atau penanggulangan adalah hal utama yang mungkin dibahas di berbagai artikel
pencemaran air. Untuk beberapa tempat yang masih bersih dari berbagai polusi,
pencegahan menjadi satu hal yang wajib dikerahkan oleh masyarakat agar daerah
mereka bisa terhindar dari pencemaran air. Sementara itu, bagi daerah yang
sumber airnya sudah tercemar, satu hal yang bisa dilakukan hanyalah berusaha
menanggulanginya serta tidak melakukan tindakan yang bisa memperparah keadaan
pencemaran air tersebut. Untuk mengurangi pencemaran air, kita bisa mulai dari
dalam rumah dengan melakukan beberapa hal berikut ini.
- Meminimalisasi sampah rumah tangga. Gunakan peralatan makan yang bisa dibawa dari rumah bila Anda harus membeli makanan dari luar. Ini bisa mengurangi sampah plastik dan styrofoam.
- Lebih bijak memilih produk instan yang dibeli. Utamakan membeli produk yang lebih ramah lingkungan.
- Tidak membuang sampah ke kali atau sungai.
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, terutama bak-bak penampung air agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
- Melakukan penyulingan air dengan menggunakan bahan-bahan alam yang sederhana, seperti injuk, kerikil, dan tawas.
Mencegah Pencemaran Air
Seperti yang
sudah dikatakan di atas, pencemaran air bisa terjadi di mana saja apabila
manusia tidak memiliki kepedulian yang besar terhadap lingkungan. Oleh sebab
itu, artikel pencemaran air kali ini akan membahas cara-cara efektif mencegah
pencemaran air. Meskipun mungkin banyak orang yang sudah tahu cara mencegah
pencemaran air yang akan dibahas sekarang, namun tidak ada salahnya jika kita
mengingatkan akan pentingnya kebaikan menjaga sumber mata air yang ada di
sekitar kita dari pencemaran air.
Beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya pencemaran air adalah dengan
cara-cara berikut.
- Minimalisasi penggunaan air bersih untuk kepentingan tertentu. Misalnya saja, menyiram tanaman dengan air bekas memasak bisa menjadi salah satu cara sehingga sumber air tidak cepat habis dan tidak tercemar bekas masakan.
- Buatlah lubang biopori untuk membuang sampah organik agar bisa menghidupkan unsur hara yang terdapat di dalam tanah sehingga sumber air tidak akan habis.
- Minimalisasi penggunaan barang-barang berbahan kimia apalagi jika barang tersebut mudah mencemari air, seperti penggunaan bahan bakar, sabun, dan zat-zat lain yang berbahaya bagi kesehatan air.
- Usahakan membuang sampah dalam keadaan kering agar tidak menimbulkan penyakit sampah yang mudah menyebar.
Dari
berbagai tips yang sudah dijelaskan artikel pencemaran air di atas, diharapkan
kita semua mampu melakukan berbagai upaya untuk tetap mencegah atau
menanggulangi pencemaran air yang sudah banyak ditemui di lingkungan kita.
Dengan cara-cara yang tidak sulit, kita bisa memulainya dari diri sendiri,
disebarkan kepada lingkungan keluarga dan pekerjaan, hingga akhirnya seluruh
lapisan masyarakat memiliki kebiasaan baik untuk menjaga lingkungan dari polusi
udara dan air yang bisa menyengsarakan kita nantinya. Jadi, sudah siapkah Anda
untuk membaca berbagai artikel pencemaran air dan merealisasikan berbagai tips
dalam menjaga lingkungan air di sekitar kita? Kalau bukan kita yang menjaganya,
siapa lagi bukan?
Oleh : enur cahyaningrum
Tanggal Penulisan (05/03/2014)
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dan-lain juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air saat ini semakin memprihatinkan. Pencemaran air dapat diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan terhadap kualitas air, tapi dalam pengertian ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air, baik sungai, laut, danau maupun air bawah tanah, semakin hari semakin menjadi permasalahan di Indonesia sebagaimana pencemaran udara dan pencemaran tanah. Mendapatkan air bersih yang tidak tercemar bukan hal yang mudah lagi. Bahkan pada sungai-sungai di lereng pegunungan sekalipun.
Pencemaran air di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia yang meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah pemukiman ini bisa berupa sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah nonorganik (plastik, logam, dan deterjen).
Limbah pertanian mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas pertanian seperti penggunaan pestisida dan pupuk. Sedangkan limbah industri mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas industri yang sering menghasilkan bahan berbahaya dan beracun (B3).
Asian Development Bank (2008) pernah menyebutkan pencemaran air di Indonesia menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun. Biaya yang akibat pencemaran air ini mencakup biaya kesehatan, biaya penyediaan air bersih, hilangnya waktu produktif, citra buruk pariwisata, dan tingginya angka kematian bayi.
Dampak lainnya yang tidak kalah merugikan dari pencemaran air adalah terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Air yang tercemar dapat mematikan berbagai organisme yang hidup di air.
Penyebab Pencemaran Air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
Eutrofikasi: Fenomena Perubahan Kualitas Perairan
Danau maupun waduk merupakan salah satu sumberdaya air tawar yang sangat penting dan memiliki fungsi sosial yang semakin lama nilai ekonominya semakin meningkat. Pengertian danau dalam batasan ilmu ekologi adalah habitat lentik atau air tergenang dan merupakan cekungan yang terjadi secara alami maupun buatan yang menampung dan menyimpan air hujan, air tanah, mata air atau air sungai. Perairan tergenang seperti situ, rawa, ranu, telaga dan waduk termasuk dalam kategori danau yang memiliki berbagai fungsi baik ekologis maupun social, ekonomi dan budaya yaitu tempat hidupnya keanekaragaman hayati biota air, sumber air tawar, irigasi, perikanan, pembangkit listrik maupun pengendalian banjir.
Suatu sistem secara alami akan mengalami perubahan baik secara lambat maupun cepat. Perubahan yang berlangsung akan terjadi dengan cepat apabila ada pengaruh masukan dari luar. Perairan danau sebagai suatu sistem juga mengalami perubahan akan tetapi perubahan yang terjadi pada ekosistem danau saat ini sangat cepat akibat pengaruh dari aktivitas yang ada di sekitarnya seperti sedimentasi akibat erosi yang terjadi pada bagian hulu, pencemaran berbagai polutan yang berasal dari kegiatan domestik maupun industri, akibatnya danau mengalami penurunan fungsi
Akibat Pencemaran Air
Dapat menyebabkan banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air.Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang rutin.Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomenakejadian alam “biasa” yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar.
Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin,air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
Jalan RE Martadinata Amblas karena Erosi Bawah Tanah
Amblasnya Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara dikarenakan erosi di lapisan tanah di bawah jalan tersebut. “Penyebabnya ada gerusan dari air yg ada di bawah (jalan tersebut) dan di sekitarnya juga ada tanah yang dikeruk. Jadi kombinasi air menggerogoti bagian bawah jalan,” kata Hermanto yang dihubungi di Jakarta, Kamis (16/9). Dia mengakui selama ini perbaikan hanya dilakukan di lapisan atas Jalan RE Martadinata, tanpa memperhatikan kondisi tanah di bawah jalan tersebut. “Selama ini penanganannya hanya pelapisan atas, dan Jalan RE Martadinata baru saja dilakukan pelapisan atas. Konstruksi bawahnya itu beton tapi daya dukungnya berkurang karena air yg menggerogoti,” katanya. Jalan utama di Jakarta Utara tersebut amblas karena berbagai faktor antara lain usia jalan yang sudah lebih dari 10 tahun, curah hujan yang tinggi dan jalan tersebut yang sering tergenang air. “Kombinasi air yang menggerogoti bagian bahwa jalan sehingga jalan itu turun ke bawah ke arah Sungai Ancol,” katanya. Untuk saat ini, Kementerian PU segera memasang tiang pancang untuk memperkuat ruas jalan yang amblas tersebut. “Untuk saat ini, karena dua dari empat jalur yang ambrol, maka kita sekarang memasang sheet pile atau tiang pancang untuk memperkuat dan mengoptimalkan dua jalur sisa. Itu kita pasang sekarang karena alat-alatnya sudah ada,” katanya. Hermanto menambahkan pemasangan tiang pancang tersebut bersifat sementara karena pembangunan kembali ruas jalan yang amblas tersebut akan dilakukan tahun depan. Ruas Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sepanjang 100 meter dan lebar enam meter, amblas ke dalam muara, Kamis. Peninggian jalan yang baru selesai H-7 lebaran tersebut, sekitar pukul 03.00 WIB ambruk ke dalam muara yang berada tepat di depan navigasi KPLP (Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai).
Pencemaran Udara
Oleh : Dr. Budiman Chandra
Tanggal Penulisan 05/03/2014
Pencemaran udara banyak terjadi di kota- kota besar akibat adanya emisi gas buangan dari kendaraan bermotor, asap rokok, dan asap-asap dapur serta cerobong-cerobong industri. Di pedesaan, terjadinya pencemaran udara biasanya disebabkan oleh pembakaran sampah hingga pembakaran hutan untuk dijadikan areal pertanian.
Hal ini kerap menjadi perhatian masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, namun kerap dilupakan kembali, karena tiada daya dan upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah 'budaya pembuangan' yang menimbulkan asap dan polusi sehari-hari itu.
Kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya banyak menyumbang partikel debu berisi zat-zat yang dapat berbahaya bagi tubuh, mulai dari infeksi saluran pernapasan hingga kanker paru-paru. Pada tahun 90-an, Jakarta menjadi pusat perhatian dunia akibat sanitasi dan lingkungan kotanya yang sangat kotor.
Program penanggulangan yang dilakukan pemerintah tidak mungkin berhasil jika tanpa kerja sama dan kesadaran dari masyarakatnya. Kita perlu melek terhadap apa yang bisa terjadi setiap tahunnya akibat pencemaran udara yang keseluruhannya ditimbulkan oleh perilaku yang membudaya dari masyarakat tanpa terkecuali.
Penyebab pencemaran udara sebenarnya lebih diakibatkan oleh ulah manusia yang tidak bisa menjaga kesehatan lingkungan hidup dengan baik. Semua orang berlomba-lomba untuk menjadi kaya dan puas akan kesenangan pribadi mereka tanpa memikirkan dampak buruk yang ditimbulkan dari tingkah laku mereka tersebut.
Para pengusaha dan pemilik pabrik dengan mudahnya membuang sampah pabrik berupa gas ke udara bebas tanpa melakukan penyaringan terlebih dahulu sehingga emisi karbon yang ditimbulkannya sangat berpengaruh terhadap menipisnya lapisan ozon yang ada di ruang atmosfer bumi kita.
Dalam artikel pencemaran udara kali ini, hal yang paling menjadi sorotan dan dianggap sebagai penyebab utama dari terpolusinya udara bersih di lingkungan kita adalah limbah gas industri.
Berbagai industri yang didirikan tidak lagi memikirkan kelangsungan hidup masyarakat banyak, melainkan hanya berpikir mengenai keuntungan pribadi semata.oleh sebab itu, adanya imbauan dan sanksi yang tegas dari pemerintah merupakan harapan yang besar dari masyarakat kecil untuk bisa direalisasikan dalam tindakan hukum di Indonesia.
Selain itu, ada juga penyebab lain yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan masyarakat Indonesia. Kurangnya pendidikan, pengetahuan, dan kesadaran masyarakat akan kebersihan udara menjadikan mereka seenaknya membuang gas beracun dalam rokok di lingkungan bebas.
Kendati sudah ada larangan untuk tidak merokok di tempat umum, namun tidak sedikit orang yang hanya menganggap imbauan tersebut sebagai angin lalu. Para pengguna jalan umum masih sewenang-wenang mengeluarkan asap rokok yang mereka hirup di jalanan.
Tidak ada pemikiran yang panjang dari mereka mengenai bahaya yang nantinya akan muncul dan menghancurkan kelangsungan hidup seluruh umat manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dampak yang Mengancam Kesehatan
Ancaman berbagai macam penyakit terus mengintai. Risiko kanker darah banyak ditemukan pada pasien yang berdomisili di kota-kota besar dengan polusi udara yang menyedihkan. Ini membuktikan parahnya perilaku warga dan buruknya penanganan pencegahan serta penanggulangan pencemaran udara di negara kita.
Sumber polusi udara seperti gas buangan kendaraan bermotor menyumbang sekitar 70 persen, cerobong asap pabrik menyumbang sekitar 15 persen, dan sisanya berasal dari asap rumah tangga, pembakaran sampah dan hutan.
Polutan udara yang terdapat di dalam sumber polusi tersebut di antaranya hidrokarbon, jelaga dari asap, nitrogen oksida, sulfur dioksida, dan partikel debu lainnya. Semua polutan udara tersebut dapat mengendap dalam saluran pernapasan makhluk hidup terutama manusia yang akhirnya berada dalam paru-paru dan mempengaruhi kerja sistemnya.
Paru-paru yang berhubungan dengan darah juga dapat mengantarkan partikel polutan tersebut hingga ke sistem aliran darah. Orang-orang dengan tingkat kekebalan tubuh yang rendah akan mudah terinfeksi, seperti penderita penyakit tertentu, asma, jantung dan diabetes. Anak-anak pun sangat rentan terkena infeksi. Selain infeksi di dalam tubuh, pencemaran udara juga menimbulkan berbagai macam iritasi pada mata dan kulit.
Oleh sebab itu, artikel pencemaran udara ini akan membahas lebih lanjut mengenai tips yang bisa dilakukan agar kita senantiasa hidup sehat dan tidak merugikan banyak orang dengan memberikan sumbangan berupa polusi ke udara bebas.
Tips Menjaga Kesehatan
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, artikel pencemaran udara kali ini akan membahas bagaimana cara hidup yang sehat agar senantiasa terhindar dari polusi udara yang bahkan mengancam nyawa kita sendiri.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan manusia secara sederhana, di antaranya tips berikut ini.
Usahakan berolah raga sepagi mungkin agar masih bisa mendapatkan udara yang lebih bersih ketimbang udara di atas pukul 8 pagi.
Selalu gunakan masker bila bepergian dengan kendaraan umum.
Minum air putih yang cukup dan makan-makanan yang sehat dan bergizi ditambah buah.
Hindari berada di lingkungan yang terlalu banyak asap seperti kendaraan bermotor dan asap rokok.
Jangan merokok.
Usahakan untuk membersihkan rumah dan lingkungan secara teratur, ajak warga sekitar untuk mendukung aksi Anda ini.
Jika tidak ada barang elektronik yang perlu di-charge, copotlah kabel charger agar tidak membuang gas karbon secara sia-sia.
Dengan tips di atas, semoga kita bisa sedikit memberikan perubahan kepada kehidupan di sekitar kita agar udara yang dihasilkan tidak lagi semakin tercemar. Mulailah hidup sehat dari sekarang, dari diri sendiri, dan dimulai dari hal yang kecil.
Ibarat pepatah mengatakan bahwa sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit, maka dengan melakukan sedikit perubahan, niscaya aka nada perubahan besar yang akan kita dapatkan di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, artikel pencemaran udara ini juga merupakan salah satu usaha untuk saling mengingatkan antarumat manusia agar senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dengan melakukan hal-hal positif, serta menghindari perilaku negative yang berpotensi merusakkan kondisi alam sekitar kita ini.
Oleh : Dr. Budiman Chandra
Tanggal Penulisan : 02/05/2013
Salah satu banyaknya polusi yang terjadi diakibatkan oleh udara yang tercemar yang berasal dari baik itu pembuagan akhir asap kendaraan bermotor yang kurang sehat atau pun pembuangan asap dari kegiatan indurstri.
Hal ini tentunya menimbulkan efek efek pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat dibagi menjadi efek umum, efek terhadap ekosistem, efek terhadap kesehatan, efek terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, efek terhadap cuaca dan iklim, dan efek terhadap sosial-ekonomi.
Efek Umum
Efek umum pencemaran udara terhadap kehidupan manusia, antara lain:
Meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada manusia, flora, dan fauna.
Memengaruhi kuantitas dan kualitas sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan memengaruhi proses fotosintesis tumbuhan.
Memengaruhi dan mengubah iklim akibat terjadinya peningkatan kadar CO2 di udara. Kondisi ini cenderung menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca (green house effect).
Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap benda yang terbuat dari logam.
Meningkatkan biaya perawatan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya.
Mengganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angka kasus kecelakaan lalulintas di darat, sungai, maupun udara.
Menyebabkan wama kain dan pakaian menjadi cepat buram dan bernoda.
Efek terhadap Ekosistem
Industri yang mempergunakan batubara sebagai sumber energinya akan melepaskan zat oksida sul fat ke dalam udara sebagai sisa pembakaran batubara. Zat tersebut akan bereaksi dengan air hujan membentuk asam sulfat sehingga air hujan menjadi asam (acid rain). Apabila keadaan ini berlangsung cukup lama, akan terjadi perubahan pada ekosistem perairan danau. Akibatnya, pH air danau akan menjadi asam, produksi ikan menurun, dan secara tidak langsung pendapatan rakyat setempat pun menurun.
Efek terhadap Kesehatan
Efek pencemaran udara terhadap kesehatan manusia dapat terlihat baik secara cepat maupun lambat, seperti berikut.
a. Efek cepat
Hasil studi epidemiologi mcnunjukkan bahwa peningkatan mendadak kasus pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit saluran pemapasan. Pada situasi tertentu, gas CO
Gas Sulfur Dloksida
Gas sulfur oksida merupakan gas pencemar di udara yang konsentrasinya paling tinggi di daerah kawasan industri dan daerah perkotaan. Gas ini dihasilkan dari sisa pembakaran batubara dan bahan bakar minyak. Di dalam setiap survei pencemaran udara, gas ini selalu diperiksa.
Indeks Asap
Berikut cara penggunaan indeks asap (smoke atau selling index): Sampel udara disaring dengan sejenis kertas (paper tape) dan diukur densitasnya dengan alat fotoelektrik meter. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan Coh Units per 1000 linear feet dari sampel udara. Indeks asap ini sangat bervariasi dari hari ke hari dan bergantung pada perubahan iklim.
Partikel Debu
Partikel-partikel berupa debu dan arang dari hasil pembakaran sampah dan industri merupakan salah satu indikator yang dipergunakan untuk mengukur derajat pencemaran udara. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan miligram atau mikrogram partikel per meter kubik udara.
Parameter Lain untuk Indikator Pencemaran Udara
Berikut beberapa parameter lain yang dapat digunakan untuk menentukan derajat pencemaran udara yang terjadi.
1. Karbon monoksida
Karbon monoksida dapat juga dipakai sebagai parameter untuk indikator pencemaran udara, terutama yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor.
2. Oksidan (03)
Oksidan, misalnya saja ozon (03), dihasilkan akibat kerja sinar matahari terhadap asap pembuangan kendaraan bermotor di kota-kota besar.
3. Nitrogen dioksida
Nitrogen dioksida merupakan gas yang dihasilkan baik akibat kegiatan manusia maupun akibat proses alam semacam aktivitas gunung berapi. Gas ini dapat dipakai sebagai indikator pencemaran udara.
4. Timah hitam atau timbal
Sering dipakai sebagai bahan untuk menambah kekuatan dan kecepatan mobil dan biasanya ditambah ke dalam bahan bakar bensin.
PENCEMARAN TANAH
Diposkan oleh sulasri ardiyanti
Tanggal Penulisan 25/11/2012
Pencemaran Tanah, disebabkan oleh :
Sampah organik dan anorganik yang berasal dari limbah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain :
Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam tanah).
Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, dan
Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi
b) Berdasarkan Macam Bahan Pencemar
Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjadi berikut ini :
Pencemaran kimia : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni), bahan radioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
Pencemaran biologi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
Pencemaran fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
Pencemaran suara : kebisingan ( menyebabkan sulit tidur, tuli, gangguan kejiwaan, penyakit jantung, gangguan janin dalam kandungan, dan stress).
c) Berdasarkan Tingkat Pencemaran
Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi sebagai berikut:
Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan gangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan bermotor.
Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis. Contohnya pencemaran Minamata di Jepang.
Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika. Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.
D. PARAMETER PENCEMARAN LINGKUNGAN
Untuk mengukur tingkat pencemaran disuatu tempat digunakan parameter pencemaran. Parameter pencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk) terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi.
Paramater Pencemaran, meliputi :
1. Parameter Fisik
Meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan, dan radioaktivitas
2. Parameter Kimia
Digunakan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan logam berat.
a. Pengukuran pH air
Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik organik biasanya menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Kapur menyebabkan kondisi air menjadi lebih alkali (basa). Jadi, perubahan pH air tergantung kepada bahan pencemarnya.
b. Pengukuran Kadar CO2
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar CO2 terlarut sangat dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup dalam air. Semakin banyak organisme di dalam air, semakin tinggi kadar karbon dioksida terlarut (kecuali jika di dalam air terdapat tumbuhan air yang berfotosintesis). Kadar gas CO dapat diukur dengan cara titrimetri.
c. Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut
Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 – 7 ppm (part per million atau satu per sejuta; 1 ml oksigen yang larut dalam 1 liter air dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm).
Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
Proses oksidasi (pembokaran) bahan-bahan organik.
Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan bakteri anaerob dari dasar perairan.
Proses pernapasan organisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari.
Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai parameter biokimia, contohnya adalah pengukuran BOD atau KOB
Pengukuran BOD
Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat diuraikan oleh bakteri air. Bakteri memerlukan oksigen untuk mengoksidasikan zat-zat organik tersebut, akibatnya kadar oksigen terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik yang ada diperairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan semakin kecil kadar oksigen terlarut.
Banyaknya oksigen terlarut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasi bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB / COD) atau Biological Oksigen Demand, yang biasa disingkat BOD.
Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan oksigen terlarut setelah air sampel disimpan selama 5 hari pada suhu 200C. Karenanya BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja.
3. Parameter Biologi
Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Organisme yang tahan akan tetap hidup. Siput air dan Planaria merupakan contoh hewan yang peka pencemaran. Sungai yang mengandung siput air dan planaria menunjukkan sungai tersebut belum mangalami pencemaran. Sebaliknya cacing Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang baik di lingkungan yang kaya bahan organik, meskipun species hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaan cacing tersebut dapat dijadikan indikator adanya pencemaran zat organik. Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator biologis.
E. DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN
1. Punahnya Species
Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan, kemudian mati. Berbagai species hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati.
2. Peledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka . serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga dapat mengakibatkan beberapa species serangga menjadi kebal (resisten). Untuk memberantasnya, diperlukan dosis yang lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.
3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya species tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biokimia terganggu.
4. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan kesuburan tanah menurun. Penggunaan pupuk terus-menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk mengatasinya,
Hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan kompos, sistem penanaman berselang-seling (tumpang sari), serta rotasi tanaman. Rotasi tanaman artinya menanam tanaman yang berbeda secara bergantian di lahan yang sama.
5. Keracunan dan Penyakit
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, menyebabkan cacat pada keturunannya bahkan meninggal dunia.
6. Pemekatan Hayati
Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke dalam tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut tersebut dimakan oleh udang kecil Udang kecil dimakan oleh ikan . Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian dimakan, bahan pencemar akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa inggris dikenal sebagai biomagnification).
7. Terbentuk Lubang Ozon
Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini disebabkan bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain. Gas CFC, misalnya dari Freon dan spray, yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultraviolet. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang”.
8. Efek Rumah Kaca
Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2.
F. USAHA-USAHA MENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN
Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman penduduk.
Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem.
Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Memperluas gerakan penghijauan.
Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.
Membuang sampah pada tempatnya.
Penggunaan lahan yang ramah lingkungan
Pencemaran Tanah
Oleh : Rizky
Ginanjar Utomo
Tanggal Penulisan : 09/07/2011
Tanggal Penulisan : 09/07/2011
Apa itu
pencemaran tanah? Pada umumnya yang kita ketahui terkait dengan pencemaran itu
hanyalah pencemaran udara dan air, nah, melalui artikel pencemaran tanah, kita
akan melihat bahwa tanah juga bisa tercemari. Lalu apa saja yang menjadi
penyebab pencemaran tanah?
Sebelum
kita melihat apa saja yang menjadi penyebab pencemaran tanah berdasarkan apa
yang ada dalam artikel pencemaran tanah, ada baiknya kita ketahui terlebih
dahulu apa itu pencemaran tanah. Berdasarkan data dari artikel pencemaran
tanah, kita bisa mengetahui bahwa pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan
kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran
tanah ini disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya adalah kebocoran limbah
cair atau bahan kimia industri, penggunaan pestisida, iar pemukaan tanah yang
tercemar dan sebagainya. Kita lihat dulu penyebab pencemaran tanah yang
disebabkan oleh limbah. Berdasarkan data dari artikel pencemaran tanah, berdasarkan
kelompoknya, limbah sebagai penyebab polusi tanah dibedakan menjadi 3 golongan
utama yaitu limbah industri, limbah rumah tangga atau domestik dan limbah
pertanian.
Dari
informasi yang didapat dalam artikel pencemaran tanah, yang termasuk limbah
industri adalah sampah buangan dari pabrik pengawetan daging, ikan, pabrik
kertas, pabrik gula, pabrik kimia dan logam yang berbentuk padat, cair dan
kental seperti larutan yang sengaja disebar ke atas tanah agar dapat diserap.
Limbah tersebut banyak mengandung arsen, timbal, boron, dan krom.
Lalu
artikel pencemaran tanah juga menginformasikan bahwa, limbah rumah tangga yang
berbentuk cair seperti deterjen, cat, tinja dan oli dapat membunuh
mikroorganisme sebagai pengurai dalam tanah. Selain itu, ada pula limbah padat
seperti kaleng, plastik, dan botol bekas air mineral yang tidak dapat terurai
dalam tanah dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan kesuburan tanah.
Kemudian
limbah yang ketiga dari data artikel pencemaran tanah, limbah pertanian seperti
kotoran sapi, sampah daun, dan jerami sebetulnya masih bisa dimanfaatkan untuk
pakan ternak dan pupuk organik. Namun, ada sebagian petani yang menggunakan
pupuk urea dan pestisida yang sisa hasil olahannya akan kembali ke tanah. Pupuk
tersebut memang bisa menyuburkan tanaman dalam waktu singkat dengan bentuk
tanaman dan buah yang lebih bagus secara fisik, pernyataan ini bisa kita lihat
dari kumpulan artikel pencemaran tanah. Bahan kimia tersebut berpotensi
mematikan mikroorganisme yang hidup di dalam tanah.
Penyebab
pencemaran tanah tidak hanya terbatas dari apa yang dijelaskan di atas. Dari
artikel pencemaran tanah yang lainnya, kita bisa melihat beberapa penyebab
pencemaran tanah, yaitu sebagai berikut:
Pencemaran Tanah Langsung. Dari data dalam
artikel pencemaran tanah, pencemaran tanah langsung ini terjadi dikarenakan
penggunaan pupuk secara berlebihan, kemudian pemberian pestisida, serta
pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol,
dan lain-lainnya.
Pencemaran Tanah melalui Air. Di artikel
pencemaran tanah juga memuat penyebab pencemaran tanah melalui air. Jadi, air
tercemar, yang mengandung bahan pencemar atau polutan ini akan mengubah susunan
kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup yang hidup di dalam atau di permukaan
tanah.
Pencemaran Tanah melalui Udara. Ternyata
pencemaran tanah bisa juga terjadi melalui udara, atau disebabkan dari udara.
Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar, yang
akan mengakibatkan tanah tercemar juga.
Bahan-Bahan Kimia sebagai Penyebab
Berdasarkan
informasi yang ada dalam artikel pencemaran tanah, ternyata bahan-bahan kimia
juga bisa menjadi penyebab terjadinya pencemaran tanah. Bahan kimia tidak hanya
kita kenal sebagai bahan atau komposisi yang digunakan untuk obat. Bahan kimia
juga tidak hanya kita kenal sebagai bahan yang berbahaya seperti yang digunakan
untuk pengawet atau pewarna buatan. Bahan kimia juga menjadi penyebab yang
tidak bisa dipandang sepele terhadap pencemaran tanah.
Bahan-bahan
kimia, bila dilihat dalam kumpulan artikel pencemaran tanah, termasuk pestisida
dan berbagai bentuk detergen disamping bermanfaat, apabila dipergunakan secara
berlebihan juga akan menimbulkan berbagai bentuk pencemaran tanah. Masih banyak
di antara kita yang tidak memahami apa saja bahan kimia yang bisa menyebabkan
pencemaran tanah. Berdasarkan data dari dalam artikel pencemaran tanah,
beberapa jenis polutan yang menyebabkan pencemaran yang relatif permanen karena
bersifat sulit terurai di alam, termasuk tanah ini adalah sebagai berikut:
Pestisida, yang digunakan sebagai pembasmi
hama tanaman.
Insektisida, yang digunakan sebagai cat
pembasmi insekta atau serangga yang bisa mengganggu tanaman.
Herbisida, yang digunakan sebagai obat pembasmi
tanaman yang tidak diharapkan tumbuh.
Fungisida, yang digunakan sebagai obat
pembasmi jamur yang tidak diharapkan tumbuh.
Rodentisida, yang digunakan sebagai obat
pemusnah binatang pengerat seperti tikus.
Akarisida atau disebut juga dengan
mitesida, yang digunakan sebagai pembunuh kutu.
Algisida, yang digunakan sebagai pembunuh
ganggang di air.
Avisida, yang digunakan sebagai pembunuh
burung.
Bakterisida, yang digunakan sebagai
pembunuh bakteri.
Larvisida, yang digunakan sebagai pembunuh
ulat.
Moleksisida, yang digunakan sebagai
pembunuh siput.
Nematisida, yang digunakan sebagai pembunuh
nematoda.
Ovisida, yang digunakan sebagai perusak
telur.
Piscisida, yang digunakan sebagai pembunuh
predator.
Silvisida, yang dipergunakan sebagai
pembunuh pohon atau pembersih pohon.
Termisida, yang digunakan sebagai pembunuh
rayap atau hewan yang suka melubangi kayu.
Kemostrilian, yang digunakan sebagai
pensterilan serangga atau verterbrata.
Desinfektan, yang digunakan sebagai
pembasmi mikroorganisme.
Sterilan, yang digunakan sebagai
mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.
Jadi,
kesemua bahan kimia yang di ambil dari dalam artikel pencemaran tanah tersebut,
perlu kita ketahui dan lebih mengawasi penggunaannya. Penggunaan bahan kimia
yang disebutkan di atas secara berlebihan, akan mengakibatkan pencemaran tanah.
Anda tentu tidak ingin bukan lingkungan tempat tinggal Anda menjadi tercemar?
Pencemaran
Tanah - Penanggulangan Pencemaran Tanah
Untuk
mengatasi pencemaran tanah, masyarakat bersama pemerintah dapat menerapkan
beberapa langkah sederhana seperti :
Pemisahan sampah basah dan kering atau
sampah organik dan anorganik. Hal ini dilakukan agar memudahkan saat pengolahan.
Pengolahan sampah anorganik dengan cara mendaur ulang atau recycle. Sedangkan
sampah basah biasanya dijadikan pupuk organik.
Mengurangi pemberantasan hama dengan
menggunakan pestisida. Pemberantasan hama dapat dilakukan secara biologi yaitu
dengan menciptakan tanaman resistan hama, yaitu virus disemprotkan pada tanaman
yang bila termakan oleh hama maka hama tersebut akan mati, tanpa mengganggu
pertumbuhan tanaman.
Lebih bijak lagi jika pembungkus makanan
yang biasanya terbuat dari plastik diganti dengan bahan pembungkus lain,
seperti daun jati atau daun pisang.
Melakukan remediasi atau pembersihan tanah
secara rutin. Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Kegiatan ini juga diperkuat dalam artikel pencemaran tanah, yang
menyebutkan remediasi merupakan salah satu cara penanganan pencemaran tanah.
Pembersihan meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman.
Melakukan bioremediasi atau pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme atau bakteri dan jamur.
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Langkah-langkah
ini sudah lama dicetuskan oleh pemerintah, namun kenyataannya hanya sedikit
dari masyarakat kita yang sadar akan pentingnya program ini. Oleh karena itu,
beberapa artikel pencemaran tanah sangat perlu untuk kita ketahui guna menanggulangi
terjadinya pencemaran tanah. Dengan melakukannya secara berkesinambungan maka
dapat dipastikan ke depannya penduduk bumi tidak perlu merasa resah akan
keseimbangan ekosistem.
Siapa
pun Anda dan dari kalangan mana pun, cobalah untuk sadar akan lingkungan dan
sadar akan dampak yang akan ditimbulkan bila sampah-sampah yang datang dari
dalam rumah kita tidak dikelola dengan baik.
Post a Comment